Apa itu sampah?
Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik domestik (rumah tangga) maupun industri. Dalam Undang-undang No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan bahwa sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organic atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan.
Berapa jumlah sampah di Indonesia?
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), jumlah sampah di Indonesia pada 24 Juli 2024 mencapai 31,9 juta ton, dengan 11,3 juta ton di antaranya tidak terkelola dengan baik. Angka ini setara dengan 36,7% dari total produksi sampah nasional. Hampir 70 juta ton plastik akan berakhir di alam karena ketidakseimbangan antara volume plastik yang dikonsumsi dan kapasitas pengelolaan plastik di akhir masa pakainya. Dan perlu diketahui, sampah plastik telah meningkat sebesar 7,11% sejak tahun 2021.
Akibat Sampah Plastik Bagi Lingkungan
1.Mencemari air tanah
Salah satu bahaya yang bisa terjadi apabila sampah plastik dibiarkan menggunung tanpa adanya pengelolaan yang tepat adalah bisa mencemari tanah dan air yang ada di dalamnya. Keadaan ini tentu menjadi kabar buruk karena bisa menurunkan dari kualitas air tanah. Dengan begitu, air tanah menjadi beracun dan sangat berbahaya apabila digunakan untuk kehidupan sehari-hari.
2.Menyebabkan polusi udara
Selain mencemari air tanah, sampah plastik juga bisa menyebabkan polusi udara bila dibakar di tempat terbuka. Pasalnya, asap hasil pembakarannya bisa mencemari udara di sekitar yang bila terhirup bisa memengaruhi kesehatan manusia dan juga makhluk hidup lainnya, termasuk hewan.
3.Merusak rantai makanan
Bahaya sampah plastik untuk lingkungan berikutnya adalah dapat merusak rantai makanan. Saat organisme terkecil, plankton terganggu akibat sampah limbah plastik, maka akan menyebabkan ketidakseimbangan untuk rantai makanan lainnya. Dampak buruknya, manusia pun kemungkinan bisa mengonsumsi ikan yang sudah tercemar polutan plastik.
4.Membunuh hewan
Banyaknya limbah atau sampah plastik juga bisa meningkatkan risiko untuk melukai atau membunuh makhluk hidup lain, misalnya saja ikan-ikan yang ada di lautan. Bahkan menurut National Oceanographic and Atmospheric Administration, ratusan spesies laut telah terkena dampak dari limbah plastik serta merusak habitatnya.
Upaya pengurangan penggunaan sampah
1.Membawa tas belanja sendiri yang bisa dipakai ulang
2.Membawa botol minum sendiri
3.Menggunakan wadah makanan dari kaca atau stainless steel
4.Menggunakan alat makan reusable seperti sendok, garpu, dan sumpit
5.Memilih produk yang kemasannya minimal atau tanpa plastik
6.Memilih produk daur ulang
7.Memilih produk ramah lingkungan, seperti sikat gigi bambu atau sabun padat tanpa kemasan plastic
8.Membeli barang dalam jumlah besar
9.Mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos
10. Membuat tempat sampah sesuai jenisnya, sampah organik dan anorganik.
Mengelola Sampah
Cara mengelola sampah yang baik dan benar dapat dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya:
-Memisahkan sampah
Pisahkan sampah menjadi organik dan anorganik. Sampah organik dapat diolah menjadi pupuk kompos, sedangkan sampah anorganik dapat didaur ulang.
-Menerapkan prinsip 3R
3R adalah singkatan dari reduce (mengurangi), reuse (menggunakan ulang), dan recycle (mendaur ulang).
-Mengurangi penggunaan plastik
Kurangi penggunaan barang sekali pakai seperti sedotan plastik, bungkus makanan, dan tas kresek. Sebagai gantinya, gunakan barang yang bisa digunakan berkali-kali.
-Menggunakan ulang sampah
Manfaatkan sisa sampah yang masih bisa dipakai, seperti botol-botol bekas untuk wadah, kantong plastik bekas kemasan belanja untuk pembungkus, dan pakaian atau kain-kain bekas untuk kerajinan tangan.
-Mengolah sampah organik
Sampah organik dapat diolah menjadi pupuk kompos. Anda juga bisa menyumbangkan sampah organik pada penjual tanaman atau orang yang memiliki kesukaan berkebun.
-Mengelola sampah berbahaya dengan hati-hati
Sampah berbahaya seperti baterai, lampu neon, atau limbah elektronik perlu dikelola dengan hati-hati. Jangan membuangnya bersama-sama dengan sampah biasa karena dapat mencemari lingkungan.